Karenamu
.
.
Terimakasih telah menjadi Sumber inspirasi untuk menuliskan cerita yang bisa ku bagikan kepada sahabat-sahabatku.
Mungkin,tulisan-tulisan yang kemarin mengenai Cinta itu sudah banyak aku curahkan kepada mereka. Tapi tidak kepadamu.
Memberanikan diri untuk menulis kembali,menuliskannya dengan perasaan dan kisah yang aku alami kamarin hingga detik ini.
Dan semua itu aku rasakan,perasaan yang hancur dan bimbang,aku menjadikannya pelajaran.
Tapi itu tidak menyurutkan rasaku untuk mencintaimu. Perasaan yang tetap sama dari sebelumnnya. Perihnya sungguh aku nikmati, meski terkadang lelah itu menerpa.
Semua aku lakukan karena aku tidak ingin menjadikan kotor Fitrah cinta-Nya yang suci.Hingga datang saatnya aku melepaskan kisah itu.
@khansadindaputri
Hilang, Apa yang Hilang? Hilang oleh siapa? Karena apa?
Sebut saja perasaan yang dulu pernah berdiam dalam hati hingga mengalir disetiap doa. Bahkan aku lupa kapan rasa itu hadir, kenapa aku bisa memiliki rasa itu untukmu? Aku mengagumimu? Tentu saja. Hati ini gelisah jika sehari tak melihat senyummu meskipun senyuman itu bukan untukku.Yang terpenting untukku adalah memastikan bahwa kamu baik-baik saja.
Tapi sekarang,setelah semua harapan aku serahkan kepadamu.kamu pergi begitu saja, dengan mudah seolah tanpa beban.Meninggalkan ku dan jutaan mimpi yang telah kita rangkai bersama.
Sekarang, Wajahmu pun enggan untuk ku lihat, Mungkinkah Allah sedang memainkan skenario-Nya? Dan ini adalah salah satu teguran untukku? Rasa itu memang hilang, tetapi tidak membuatnya menjadi benci. Bukan berarti aku lari dari tempat dimana saat kamu berada di tempat yang sama denganku.
Aku pernah berpura-pura melepaskanmu. Dan dengan kepura-puraanku itu membuatku lupa akan rasaku dan dirimu.
Mungkin kita ditakdirkan untuk bertemu bukan bersatu.
Hati ini tetap merasakan hal yang sama.
Apakah itu?
Rindu?
Cinta?
Kagum?
Semua itu selalu hadir dalam hati.
Sayang, mereka menyiksa.Tapi aku tetap ingin merasakannya.Aneh, aku tidak bisa jujur pada dunia. Akankah ku tetap menjadi seorang pecundang? Aku berhenti mencari apa yang semestinya aku lakukan?
Aku kembali bertanya hingga hujan kembali reda. Apakah ini salah? Ini bukan pilihanku sesungguhnya?
Aku kembali meyakinkan hatiku,dia yang aku cari.
Aku tidak boleh lemah.
Ketika aku menyalahkan dirimu tentang sesak yang kurasa, seketika aku menyalahkan diriku. Meskipun duka yang kurasakan, aku harus menerima perihnya dibalik tawa. Ini memang aneh, tidak bisa aku jelaskan lewat kata. Dirimu yang ku Cinta.hingga ku lupa, aku sedang berperang dengan mimpi memilikimu, karena aku yakin aku akan terbangun dengan kamu mencintaiku.
...
Ada yang sedang memperhatikanmu meski pun kamu tidak pernah menyadarinya.
Ada yang sedang menangis karena merindukanmu walaupun kamu tidak pernah merindukannya.
Ada yang sedang tulus menjaga hatinya untukmu meski kamu tidak pernah menjaga hati untuknya.
Ada yang rela mengorbankan perasaannya walaupun rasa itu lebih sakit dari sekedar patah hati yaitu mencintaimu sepenuh hati dan kamu sama sekali tidak pernah mengerti.
Semua itu dia lakukan karena tidak ingin menyakitimu dan memaksamu untuk mencintainya.
Jika nanti dia harus mengikhlaskan dirimu, entah karena lelah atau menyerah?
Itukan resiko berjuang? Semuanya harus diterima dengan lapang dada.
Karena Allah adalah penulis skenario terbaik 💞
..
Pada akhirnya dia yang pergi baik-baik, tidak benar-benar membuatmu baik-baik saja. Bagaimanapun perpisahan bukanlah hal yang menyenangkan, walau kadang kau menutupinya dengan senyum tipis dan berdoa agar dia bahagia dengan keputusannya. Dan kau berusaha meyakinkan diri, menabahkan hati untuk menghapus kenangan yang ditinggalkannya kepadamu.
Mungkin pada awalnya kau akan takut memulai kembali, kau takut kembali dikecewakan dan kau takut menanggung rindu sendirian. Namun percayalah bahwa setelah badai akan ada hari-hari yang cerah. Kau hanya butuh memercayai bahwa cinta sejati tidak pernah mengingkari.
(Doddy Rakhmat)
..
Akhir dari sebuah perpisahan..
Berpisah belum tentu tak Cinta.
Karena perpisahan belum tentu menunjukan ketidakcintaan.
Sungguh aku tidak akan terluka.
Aku juga tidaak akan kecewa.
Ini mungkin sudah menjadi takdir kita untuk berpisah.
Dengan seribu harapan dalam hati untuk bersatu.
Apa yang membuatku mempertahankanmu? Karena senyummu? Sikapmu? Atau kebaikanmu? Aku fikir, semua orang bisa sepertimu.
Tapi kamu berbeda..
Jarak, bukan sebagai pemisah, hanya sebagai jeda. Agar kita saling memperbaiki diri, supaya kelak, kau pantas untukku dan aku pantas untukkmu.
Jika memang kita ditakdirkan untuk bersama, semoga Allah meridhoi niat kita.
Jika memang tidak, kamu harus meyakini bahwa Allah akan memberimu yang lebih dariku.
Karena allah tidak mungkin mengambil sesuatu darimu tanpa menggantikannya dengan yang lebih baik.
....
Kepadamu yang tak mampu lagi aku ceritakan pada dunia.
Telah banyak puisi yang aku tulis, sehingga aku tak mampu memilih mana yang terbaik.
Kamu itu Indah dan istimewa dalam hatiku, dibandingkan denganmu yang
..
.
.
Terimakasih telah menjadi Sumber inspirasi untuk menuliskan cerita yang bisa ku bagikan kepada sahabat-sahabatku.
Mungkin,tulisan-tulisan yang kemarin mengenai Cinta itu sudah banyak aku curahkan kepada mereka. Tapi tidak kepadamu.
Memberanikan diri untuk menulis kembali,menuliskannya dengan perasaan dan kisah yang aku alami kamarin hingga detik ini.
Dan semua itu aku rasakan,perasaan yang hancur dan bimbang,aku menjadikannya pelajaran.
Tapi itu tidak menyurutkan rasaku untuk mencintaimu. Perasaan yang tetap sama dari sebelumnnya. Perihnya sungguh aku nikmati, meski terkadang lelah itu menerpa.
Semua aku lakukan karena aku tidak ingin menjadikan kotor Fitrah cinta-Nya yang suci.Hingga datang saatnya aku melepaskan kisah itu.
@khansadindaputri
Hilang, Apa yang Hilang? Hilang oleh siapa? Karena apa?
Sebut saja perasaan yang dulu pernah berdiam dalam hati hingga mengalir disetiap doa. Bahkan aku lupa kapan rasa itu hadir, kenapa aku bisa memiliki rasa itu untukmu? Aku mengagumimu? Tentu saja. Hati ini gelisah jika sehari tak melihat senyummu meskipun senyuman itu bukan untukku.Yang terpenting untukku adalah memastikan bahwa kamu baik-baik saja.
Tapi sekarang,setelah semua harapan aku serahkan kepadamu.kamu pergi begitu saja, dengan mudah seolah tanpa beban.Meninggalkan ku dan jutaan mimpi yang telah kita rangkai bersama.
Sekarang, Wajahmu pun enggan untuk ku lihat, Mungkinkah Allah sedang memainkan skenario-Nya? Dan ini adalah salah satu teguran untukku? Rasa itu memang hilang, tetapi tidak membuatnya menjadi benci. Bukan berarti aku lari dari tempat dimana saat kamu berada di tempat yang sama denganku.
Aku pernah berpura-pura melepaskanmu. Dan dengan kepura-puraanku itu membuatku lupa akan rasaku dan dirimu.
Mungkin kita ditakdirkan untuk bertemu bukan bersatu.
Hati ini tetap merasakan hal yang sama.
Apakah itu?
Rindu?
Cinta?
Kagum?
Semua itu selalu hadir dalam hati.
Sayang, mereka menyiksa.Tapi aku tetap ingin merasakannya.Aneh, aku tidak bisa jujur pada dunia. Akankah ku tetap menjadi seorang pecundang? Aku berhenti mencari apa yang semestinya aku lakukan?
Aku kembali bertanya hingga hujan kembali reda. Apakah ini salah? Ini bukan pilihanku sesungguhnya?
Aku kembali meyakinkan hatiku,dia yang aku cari.
Aku tidak boleh lemah.
Ketika aku menyalahkan dirimu tentang sesak yang kurasa, seketika aku menyalahkan diriku. Meskipun duka yang kurasakan, aku harus menerima perihnya dibalik tawa. Ini memang aneh, tidak bisa aku jelaskan lewat kata. Dirimu yang ku Cinta.hingga ku lupa, aku sedang berperang dengan mimpi memilikimu, karena aku yakin aku akan terbangun dengan kamu mencintaiku.
...
Ada yang sedang memperhatikanmu meski pun kamu tidak pernah menyadarinya.
Ada yang sedang menangis karena merindukanmu walaupun kamu tidak pernah merindukannya.
Ada yang sedang tulus menjaga hatinya untukmu meski kamu tidak pernah menjaga hati untuknya.
Ada yang rela mengorbankan perasaannya walaupun rasa itu lebih sakit dari sekedar patah hati yaitu mencintaimu sepenuh hati dan kamu sama sekali tidak pernah mengerti.
Semua itu dia lakukan karena tidak ingin menyakitimu dan memaksamu untuk mencintainya.
Jika nanti dia harus mengikhlaskan dirimu, entah karena lelah atau menyerah?
Itukan resiko berjuang? Semuanya harus diterima dengan lapang dada.
Karena Allah adalah penulis skenario terbaik 💞
..
Pada akhirnya dia yang pergi baik-baik, tidak benar-benar membuatmu baik-baik saja. Bagaimanapun perpisahan bukanlah hal yang menyenangkan, walau kadang kau menutupinya dengan senyum tipis dan berdoa agar dia bahagia dengan keputusannya. Dan kau berusaha meyakinkan diri, menabahkan hati untuk menghapus kenangan yang ditinggalkannya kepadamu.
Mungkin pada awalnya kau akan takut memulai kembali, kau takut kembali dikecewakan dan kau takut menanggung rindu sendirian. Namun percayalah bahwa setelah badai akan ada hari-hari yang cerah. Kau hanya butuh memercayai bahwa cinta sejati tidak pernah mengingkari.
(Doddy Rakhmat)
..
Akhir dari sebuah perpisahan..
Berpisah belum tentu tak Cinta.
Karena perpisahan belum tentu menunjukan ketidakcintaan.
Sungguh aku tidak akan terluka.
Aku juga tidaak akan kecewa.
Ini mungkin sudah menjadi takdir kita untuk berpisah.
Dengan seribu harapan dalam hati untuk bersatu.
Apa yang membuatku mempertahankanmu? Karena senyummu? Sikapmu? Atau kebaikanmu? Aku fikir, semua orang bisa sepertimu.
Tapi kamu berbeda..
Jarak, bukan sebagai pemisah, hanya sebagai jeda. Agar kita saling memperbaiki diri, supaya kelak, kau pantas untukku dan aku pantas untukkmu.
Jika memang kita ditakdirkan untuk bersama, semoga Allah meridhoi niat kita.
Jika memang tidak, kamu harus meyakini bahwa Allah akan memberimu yang lebih dariku.
Karena allah tidak mungkin mengambil sesuatu darimu tanpa menggantikannya dengan yang lebih baik.
....
Kepadamu yang tak mampu lagi aku ceritakan pada dunia.
Telah banyak puisi yang aku tulis, sehingga aku tak mampu memilih mana yang terbaik.
Kamu itu Indah dan istimewa dalam hatiku, dibandingkan denganmu yang
..
wooowww....
BalasHapus