Mencintaimu sungguh berada
Raut senyum menjelang senja diperaduan.
Sebuah kebahagiaan terpapar jelas diantaranya.
Hampir saja kudekap kau kekasih, bersama tumpuk perasaan yang tersimpan pada lubuknya. Sungguh terkagum ku padanya, seperti debur ombak yang perlahan menyapu kegalauan.
Dikala perahu itu merangkak, menyisir ekosistem biota laut, mengais keyakinan bercampur tekad baja.
Begitupun dengan aku, yang terduduk berteman hangat mega jingga bersanding dgn riuh kecamuk yang membenak.
Hendak ingin kulempar agar sampai pada sang pemilik harapan. Kala itu berbuah buih, terombang-ambing hiruk-pikuk penantian tak berujung. Apakah perasaan ini salah?. Akupun muak ketika kaum muda dengan bangga mengejanya dengan lantang.
Pucuk kemesraan mengiringimu kasih, bukan karena perasaanlah kau bertekad baja.
Namun keyakinan yang mendasar hingga palung terdalamlah engkau berikrar.
Bagai riuh angin yg kujumpa di penghujung hari, teramat sangat menenangkan. Terpejam dan mengucapkan sampai jumpa pada senja, sang pemilik mega jingga ranum sebagai tanda bahwa engkau kan selalu tersenyum. Simpul senyum yang tiada pernah ku lupa, yang tiada pernah menyimpan satu kejanggalan, sebuah senyum simpul yang selalu kurindukan.
By_@Nurkholis akhmad
Raut senyum menjelang senja diperaduan.
Sebuah kebahagiaan terpapar jelas diantaranya.
Hampir saja kudekap kau kekasih, bersama tumpuk perasaan yang tersimpan pada lubuknya. Sungguh terkagum ku padanya, seperti debur ombak yang perlahan menyapu kegalauan.
Dikala perahu itu merangkak, menyisir ekosistem biota laut, mengais keyakinan bercampur tekad baja.
Begitupun dengan aku, yang terduduk berteman hangat mega jingga bersanding dgn riuh kecamuk yang membenak.
Hendak ingin kulempar agar sampai pada sang pemilik harapan. Kala itu berbuah buih, terombang-ambing hiruk-pikuk penantian tak berujung. Apakah perasaan ini salah?. Akupun muak ketika kaum muda dengan bangga mengejanya dengan lantang.
Pucuk kemesraan mengiringimu kasih, bukan karena perasaanlah kau bertekad baja.
Namun keyakinan yang mendasar hingga palung terdalamlah engkau berikrar.
Bagai riuh angin yg kujumpa di penghujung hari, teramat sangat menenangkan. Terpejam dan mengucapkan sampai jumpa pada senja, sang pemilik mega jingga ranum sebagai tanda bahwa engkau kan selalu tersenyum. Simpul senyum yang tiada pernah ku lupa, yang tiada pernah menyimpan satu kejanggalan, sebuah senyum simpul yang selalu kurindukan.
By_@Nurkholis akhmad
Komentar
Posting Komentar