I
love you,only you and always love you
Aku
masih suka datang ketempat ini.Tempat dimana terakhir kali aku dan Lelaki itu tersenyum bahagia,lelaki yang telah
berhasil membuatku jatuh cinta,namun akhirnya pergi begitu saja.Meninggalkan
luka yang sampai sekarang masih begitu aku ingat,kevin.Bibir ini menyunggingkan
senyuman getir saat mengingat tentangnya.
“ka
Rania..” suara itu membuyarkan lamunanku.aku menoleh,kulihat Evelyn berlari
kearahku dengan wajah yang sedikit pucat,aku tersenyum menyambutnya. “kamu
ngapain,kok ada disini?” tanyaku mengelus lembut rambutnya. “aku nyari
kaka,kata ka Alea kaka ada disini.Jadi aku keseni” jawabnya,langsung
memnggenggam erat tanganku “Apa kaka
tau,ka Kevin?” aku menggeleng perlahan.Evelyn mendesah dengan nada panik. “kenapa
Kevin?” tanyaku santai.
“Ya
Tuhan ka..tadi siang ka Kevin kecelakaan! kaka enggak tahu?” ujarnya
spontan,membuatku terdiam.kevin kecelakaan? Jujur hatiku sangat sakit mendengar
ini,tapi toh siapa peduli? Aku bukan
siapa-siapa lagi untuk dia.Dia yang membuatku jatuh,tidak pantas lagi aku
mengkhawatirkannya. “kecelakaan dimana Lyn? kok bisa?” sebisa mungkin ku
sembunyikan kekhawatiranku.
“itu
nanti aku certain.Sekarang Kaka ikut aku ya kerumah sakit..” Evelyn menatapku
dengan memohon,ingin rasanya melihat bagaimana keadaan Kevin sekarang.Tapi
tidak! “umph..Evelyn Maaf aku ngga bisa,sekarang aku harus pualng” aku
menatapnya,terbesit kekecewaan diwajahnya. “ka Kevin koma ka,dia terus ngigau
nama kaka.tolong ka,apa kaka tega?” desak Evelyn membuatku terdiam.
“kaka,aku
tahu kaka masih cintakan sama ka Kevin? Ka Kevin juga sama ka,kaka harus
percaya! Dia ngga bermaksud buat ninggalin kaka,dia..” “Evelyn! Cukup,aku ngga
mau denger apa-apa lagi.Terimakasih telah memberi tahu ku” dengan langkah sigap
aku meninggalkan Evelyn yang terus memohon.
“ka
Rania! Tolong ka,kasian ka Kevin” teriaknya.aku hanya menoleh,memejamkan mataku
menahan perih,dan pergi menjauh.
Kata-kata
Evelyn.membuatku tak bisa tidur dengan nyenyak malam ini,apakah benar yang
dikatakannya? Atau dia hanya mengada-ngada agar aku ikut dengannya.Ah
sudahlah,aku tak peduli.Yang aku tahu,rasa sakit ini tidak bisa hilang begitu
saja.Ponselku bordering<sebuah pesan yang dikirim Alea.
“Rania,aku
jemput kamu sekarang.Kevin kecelakaan,tidak ada penolakan.tunggu didepan!”
Ah
Alea,dia selalu seperti ini.aku terpaksa mengganti bajuku,apa yang akan terjadi
disana? Aku harap cristal tidak ada disana. Tiit…Tiitt..aku segera keluar,alea
membukakan pintu mobilnya.
“Al..aku
takut,gimana kalo disana juga ada cristal?” “takut? Kenapa sih,ngga akan ada
cristal.kalau ada memang kenapa? aku yakin semua akan baikbaik saja..”
Perasaan
ini
“Ka Rania,terimakasih banyak kaka sudah datang,aku
tahu kaka pasti datang..” matanya berbinar menatapku,aku melirik Alea,Raka dan
Liana.Mereka hanya tersenyum dan menyuruhku untuk memeluk Evelyn
“Evelyn..aku minta maaf ya soal tadi sore,sekarang aku datang kan. Sudah kamu jangan menangis lagi ya..” hiburku memeluk tubuh kecil Evelyn. “iya,umph kaka ayo masuk” ajaknya,tunggu! Masuk kemana “ke kamar ka Kevin,dia pasti bangun kalo kaka ada disana” ucapnya seperti tau apa yang aku pikirkan. “Rania masuk,aku tahu kamu pasti ingin melihat keadaannya kan? Masuklah!” tutur Raka membuatku ingin menyumpal mulutnya itu. “dan kalian, Masuk juga?” “kami menunggu disini” “tidak..” “kaka tolong! Kali ini saja” “baiklah demi kamu Evelyn” Evelyn langsung menarik tanganku masuk.
“Evelyn..aku minta maaf ya soal tadi sore,sekarang aku datang kan. Sudah kamu jangan menangis lagi ya..” hiburku memeluk tubuh kecil Evelyn. “iya,umph kaka ayo masuk” ajaknya,tunggu! Masuk kemana “ke kamar ka Kevin,dia pasti bangun kalo kaka ada disana” ucapnya seperti tau apa yang aku pikirkan. “Rania masuk,aku tahu kamu pasti ingin melihat keadaannya kan? Masuklah!” tutur Raka membuatku ingin menyumpal mulutnya itu. “dan kalian, Masuk juga?” “kami menunggu disini” “tidak..” “kaka tolong! Kali ini saja” “baiklah demi kamu Evelyn” Evelyn langsung menarik tanganku masuk.
Aku melihat tubuh Kevin terbaring
lemas dengan bantuan selang oksigen di hidungnya.matanya tertutup
rapat,bibirnya pucat pasi.ku lihat Evelyn yang sedang menataku.
“kaka..aku
ingin katakan sesuatu sama kaka,ini tentang ka Kevin” ujarnya,aku tersenyum.
“katakanlah..”
“kaka,saat
ka Kevin memutuskan untuk berpisah,Dengan alasan sudah tak cinta lagi? Dan
beberapa hari setelahnya ka Kevin berpacaran dengan Ka Cristal. Itu semua
hanyak rekayasa ka Kevin ka! Dia membohongi dirinya sendiri.Dia mencintai
kaka,bukan ka Cristal..”
“jangan mengada-ngada Evelyn,aku tahu semuanya.Kakakmu memang mencintai Cristal,bukan aku” entah apa yang aku pikirkan sakit itu kembali aku rasa,aku tak kuasa menahan air mataku.
“aku yang tahu semuanya! Kaka,dengar..Ka Kevin tidak mencintai ka Cristal..”
“sudahlah evelyn,aku tidak mau membahas itu lagi..”
“jangan mengada-ngada Evelyn,aku tahu semuanya.Kakakmu memang mencintai Cristal,bukan aku” entah apa yang aku pikirkan sakit itu kembali aku rasa,aku tak kuasa menahan air mataku.
“aku yang tahu semuanya! Kaka,dengar..Ka Kevin tidak mencintai ka Cristal..”
“sudahlah evelyn,aku tidak mau membahas itu lagi..”
Aku
lihat jemari Kevin bergerak,Evelyn menyuruhku untuk menggenggam tangan
kevin,kuraih tangannya.aku berharap ia segera sadar agar aku bisa pulang untuk
menenangkan perasaanku saat ini.
Matanya
perlahan terbuka,hatiku bergetar.entahlah apakah aku harus senang karena ia
telah sadar atau sedih karena setelah ia sadar aku harus segera pergi.Kevin
menatapku dengan mata sembabnya,aku hanya menunduk tak kuasa menatap
matanya.aku segera melepaskan genggamanku,namun Kevin menariknya.
“kak
Kevin,ini kak Rania..aku berhasilkan bawa kak Rania untuk kaka,kaka cepet
sembuh ya.Evelyn sayang kaka” Evelyn mengusap air matanya mencoba tetap
tersenyum,akupun ikut tersenyum dan meraih tubuhnya,kupeluk Evelyn.
“kak Kevin pasti sembuh kok sayang..” hiburku,menatap Kevin yang masih setengah sadar.
“Ra..” selang yang menempel di hidung Kevin terlepas,aku mendengar jelas suaranya.aku tersenyum. “Evelyn..” Evelyn langsung memeluk tubuh kevin dan terisak.
aku tak kuasa untuk melihatnya aku menarik tanganku yang digenggam Kevin dan pergi berjalan mundur,agar kepergianku tidak terlihat mereka.
“Rania..” Kevin menoleh kearahku,begitupun Evelyn.aku hanya tersenyum.Evelyn menarik tanganku dan meletakkannya di tangan Kevin,hatiku sesak.kevin menatapku dengan senyumnya.
“kak Kevin pasti sembuh kok sayang..” hiburku,menatap Kevin yang masih setengah sadar.
“Ra..” selang yang menempel di hidung Kevin terlepas,aku mendengar jelas suaranya.aku tersenyum. “Evelyn..” Evelyn langsung memeluk tubuh kevin dan terisak.
aku tak kuasa untuk melihatnya aku menarik tanganku yang digenggam Kevin dan pergi berjalan mundur,agar kepergianku tidak terlihat mereka.
“Rania..” Kevin menoleh kearahku,begitupun Evelyn.aku hanya tersenyum.Evelyn menarik tanganku dan meletakkannya di tangan Kevin,hatiku sesak.kevin menatapku dengan senyumnya.
“emphh
kevin kamu sudah sadar.syukurlah..aku pergi dulu ya ini sudah sore,aku harus
pulang.Semoga cepat sembuh ya..Teman!” aku menekankan kata Teman.dan harus
meyakinkan diriku bahwa sekarang Kevin hanyalah teman bagiku.aku lihat senyumannya
memudar,dengan perlahan ia melepaskan genggamannya,maafkan aku.
“kak
Rania..” “Maafkan aku..hiks..” aku segera pergi dari ruangan yang membuat
hatiku semakin sakit itu.
Raka
dan alea yang sedang duduk sambil sibuk dengan ponselnya masing-masing menatapku
yang keluar dengan isak tangis,aku memeluk Alea.
“kamu kenapa Ra,cerita sama aku” aku tak menawab Alea,yang aku inginkan sekarang hanya pulang!
“kamu kenapa Ra,cerita sama aku” aku tak menawab Alea,yang aku inginkan sekarang hanya pulang!
“Hai..hah
Rania kamu kenapa?” “cristal?” aku mengusap air mataku,kenapa manusia ini ada
disini ahh~ “Aku ingin pulang Al..aku ingin pulang..” “tapi
Rania..Raka,bagaimana ini?”
“kamu ngapain disini cris?” ‘’jenguk Kevin,kenapa emang?.oh iya Raka,kamar Kevin yang ini kan?” “mungkin,ayo Alea tuntun Rania.Kita pulang..”
“kamu ngapain disini cris?” ‘’jenguk Kevin,kenapa emang?.oh iya Raka,kamar Kevin yang ini kan?” “mungkin,ayo Alea tuntun Rania.Kita pulang..”
“Ka
Rania!!!” semua menoleh kearah Evelyn yang baru saja keluar dari ruangan.
“kak cristal? Ngapain disini? Huh.Kak Rania,kak Kevin ingin bicara sama kak!”
“kak cristal? Ngapain disini? Huh.Kak Rania,kak Kevin ingin bicara sama kak!”
“Kevin
sudah sadar sayang?” “apaan sih kak cristal.ayo kak Rania aku mohon”
“Rania,Bagaimana?”
aku menatap cristal yang juga menatapku.
“masuklah
Ra,kasian Kevin.Cristal kamu disini dulu.” Cristal mengangguk sambil
tersenyum,ah aku muak dengan senyumannya.aku menarik tangan Alea untuk ikut
masuk kedalam.tapi Evelyn mencegah Alea untuk masuk.aku hanya terdiam dan
membuka pintu kamar dengan menyiapkan beribu keberanian untuk bertatap muka
dengan Kevin,aku tersenyum menatap Kevin yang sedang terdiam sambil memainkan
selang infusnya.
“Rania..”
Kevin menataku,aku menghampirinya. “kamu manggil aku vin? Ada apa,padahal tadi
aku mau pulang” Kevin terdiam mendengar perkataanku.ah apa yg
kukatakan,seharusnya aku tidak begitu. “oh iya diluar ada cristal,mau aku surah
masuk?” Kevin mengalirkan air matanya membuat hatiku semakin sakit,kenapa aku
berbicara seperti itu.
“Rania,i
love you,only you and always love you..” Kevin membuatku terhenyak,hatiku
semakin sesak dibuatnya.kevin berkata seperti itu setelah semua yang dia
lakukan..
Aku
tak mengerti kenapa akhir-akhir ini Kevin agak sedikit perbeda,entahlah aku tak
tau kenapa yang pasti aku tak suka dengan sikapnya yang sekarang.apakah ini ada
hubungannya dengan cristal,ya perempuan itu memang cantik baik pula suaranya
begitu merdu hingga ia menjadi wanita yang populer di sekolah.kevin memang
pernah menyukainya,sebelum aku tentunya.tapi itu dulu,aku tak tau jika sekarang
Kevin mungkin masih berhubungan dengan cristal.
“Kevin kamu berubah..” ujarku memberanikan diri untuk membicarakan ini.Kevin menatapku tajam,aku menunduk. “Rania! Kamu kenapa sih,selalu aku yang disalahin! Selalu aku yang berubah! Memang kamu ngga pernah berfikir? Ngga pernah sadar kalo selama ini kamu selalu buat aku kesal,kamu selalu nuntut aku untuk ini-itu yang kamu mau,kamu ngga pernah kan mau ngertiin perasaan aku? Kamu ngga pernah ada buat aku saat aku lagi ada masalah,saat aku butuh seseorang untuk tempatku berbagi? Kamu hanya mementingkan dirimu sendiri,coba kamu fikir kenapa aku berubah! Udahlah aku cape!!”
“Kevin kamu berubah..” ujarku memberanikan diri untuk membicarakan ini.Kevin menatapku tajam,aku menunduk. “Rania! Kamu kenapa sih,selalu aku yang disalahin! Selalu aku yang berubah! Memang kamu ngga pernah berfikir? Ngga pernah sadar kalo selama ini kamu selalu buat aku kesal,kamu selalu nuntut aku untuk ini-itu yang kamu mau,kamu ngga pernah kan mau ngertiin perasaan aku? Kamu ngga pernah ada buat aku saat aku lagi ada masalah,saat aku butuh seseorang untuk tempatku berbagi? Kamu hanya mementingkan dirimu sendiri,coba kamu fikir kenapa aku berubah! Udahlah aku cape!!”
Aku
terdiam,mencoba mencerna dalam-dalam perkataan Kevin,air mataku mengalir begitu
saja.
“maafkan
aku,kita harus putus.aku ngga pantes buat kamu! Maaf aku harus pergi,jaga diri
kamu baik-baik..”
Aku
hanya terdiam,merasakan derasnya air yang mengalir di pipiku,sakit ini sungguh
tak bisa aku jelaskan oleh kata apapun.
Aku
tak mampu berkata apa-apa lagi,sudah terlalu sakit mendengar perkataan yang
dilontarkan Kevin.Kevin tak mengucapkan apa-apa lagi lalu pergi begitu
saja.tubuhku menegang,aku tak percaya dia bisa setega itu.aku membuang gelang
yang ia pakaikan pada lenganku,tubuhku bergetar tangisanku pecah.”Kevin…”
Keesokan
harinya.aku berusaha menyembunyikan kesedihanku,mencoba seakan semua biasa saja
dan tak terjadi apa-apa.Aku menyusuri tepi lapangan basket,berharap aku
berpapasan dengan Kevin.yah meskipun sakit itu masih terasa hingga saat
ini,bagaimana mungkin Kevin bisa setega itu? Apa salahku,aku rasa kita tak ada
masalah,sudahlah~
“bruuk”
“aww” “Rania! kamu ngga apa-apa?”
Aku
mengusap kepalaku yang terkena bola basket itu,sakit sekali hufft.
“Rania,maafin aku ya.ngga sengaja hehe,lagian kamu sih jalan di tengah-tengah!”
“loh Re,perasaan aku jalannya di pinggir deh..eh tapi ngga tau sih lupa,lagi ngelamun sih hehe” aku sungguh malu,bisa-bisanya aku berjalan di tengah lapang.
“Rania,maafin aku ya.ngga sengaja hehe,lagian kamu sih jalan di tengah-tengah!”
“loh Re,perasaan aku jalannya di pinggir deh..eh tapi ngga tau sih lupa,lagi ngelamun sih hehe” aku sungguh malu,bisa-bisanya aku berjalan di tengah lapang.
“yee
haha,eh kok aku ngga liat Kevin? Biasanya dia selalu stay sama kamu Ra,Kevin
bolos ya?” Kevin Lagi..aku menggeleng. “aku telfon Kevin ya Ra..” “jangan
Renal!! Aku ngga apa-apa kok,udahlah.aku mau ke kelas” “aku anter ya?” aku
menggeleng,dan pergi begitu saja.
Di
kelas aku hanya diam,sesekali mencatat sesuatu yang sekiranya memang
perlu.”Rania kenapa sih?” Karin menatapku gelisah,aku menggeleng dan menutup
wajahku dengan buku.
“cerita dong ra...” aku tersenyum,memang sepertinya aku perlu cerita kepada Karin,setidaknya aku tak akan stress memikirkan Kevin.
“cerita dong ra...” aku tersenyum,memang sepertinya aku perlu cerita kepada Karin,setidaknya aku tak akan stress memikirkan Kevin.
Setelah
mendengarkan ceritaku,Karin tersenyum sambil memelukku yang lagi-lagi terisak.
lalu dia mengajakku ke kamar mandi untuk membasuh wajah.Saat akan berbelok ke kamar mandi,aku melihat Kevin sedang memainkan gitarnya,aku memicingkan mataku saat melihat cristal sedang bernyanyi disampingnya.
lalu dia mengajakku ke kamar mandi untuk membasuh wajah.Saat akan berbelok ke kamar mandi,aku melihat Kevin sedang memainkan gitarnya,aku memicingkan mataku saat melihat cristal sedang bernyanyi disampingnya.
Beberapa
hari berlalu,aku tak pernah mau bertemu ataupun bertegur sapa dengan Kevin.tak
berapa lama banyak orang yang ramai membicarakan soal hubungan Cristal dan
Kevin,di social media maupun disekolah,aku tak mau tau soal itu.mereka bahagia!
Kenapa aku tidak..
“Rania..please!!”
aku tersadar dari lamunanku,kulihat Kevin menggenggam tanganku.aku menarik
tanganku dari genggamannya,kuusap air mata yang hampir mengalir di pipiku.
“setelah semua yang kamu lakukan sama aku? Kamu ingin aku kembali? Kamu hebat Kevin!”
Kevin terdiam,mengusap wajahnya kasar.
“Rania kamu benar,aku memang bodoh aku terlalu bodoh untuk memintamu kembali! Tapi aku mohon dengarkan aku,ini yang terakhir aku janji! Setelah ini kamu boleh pergi” aku hanya terdiam.
“maaf
waktu itu aku ninggalin kamu,aku terbawa emosi.aku ngga tau apa yang ada dalam
pikiran aku saat itu.maaf kalo kata-kata aku nyakitin hati kamu.saat itu aku
bener-bener kebawa emosi,aku lagi banyak pikiran.aku ngga nyalahin kamu soal
Tanya kenapa sikap aku berubah,kamu memang bener.aku banyak berubah,aku ngga
tau apa yang terjadi sama diri aku tapi jujur cristal selalu ada buat aku
selalu mau dengerin aku,sedangkan kamu? Kamu selalu mentingin tulisan-tulisan
kamu itu.dan saat itu aku bener-bener ngga bisa ngontrol diri aku,kenapa aku
pacaran sama cristal? Karna aku juga sayang sama dia aku dibuat nyaman sama
dia.aku aku sadar aku ngga cinta sama dia hanya sekedar syang semata,dia
berbada sama kamu.aku hanya ingin kamu,mencintai kamu! Kalo kamu kasih aku
kesempatan buat hadir lagi dalam hidup kamu,aku akan mengerti segala kesibukan
kamu,aku janji rania..aku cinta kamu! Aku memang bodh telah nyia-nyiain
kamu,nyakitin perasaan kamu..” lagi-lagi Kevin berhasil membuatku menangis.
“kamu boleh pergi rania..tinggalin aku,jangan lupa tutup pintunya,aku ngga mau
ada yang masuk sampai aku tidur,pergilah..” aku hanya diam ditempat,tak
berfikir apapun aku langsung memeluknya erat.
“I will back for you Kevin,I love you! Only you and always love you.maafin aku selalu egois,hiks..”
“Rania kamu serius?” aku tak menjawabnya,aku hanya mengangguk dan mengeratkan pelukanku.kevin memelukku dengan satu tangannya.
“I will back for you Kevin,I love you! Only you and always love you.maafin aku selalu egois,hiks..”
“Rania kamu serius?” aku tak menjawabnya,aku hanya mengangguk dan mengeratkan pelukanku.kevin memelukku dengan satu tangannya.
“ra..lihatlah
mereka!” aku menoleh kearah pintu,Raka dan Alea juga Evelyn berdesakan ingin
masuk,aku dan Kevin tertawa dibuatnya.
_THE AND_
thanks for reading guys! :* eh percaya gasih kalo ini adalah kisah nyata aku? hahaha ya tapi agak dibikin dramatis biar makin nyesek ekeke..oke bye!
@khansadindaputri
Komentar
Posting Komentar