Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Teruntuk sang pemilik rasa

Ingin kuceritakan padamu, tentang prasaan yang tiada berpalung Sungguh teramat dalam, berhiaskan mega ranum tak bertuan Yang mengufuk diperaduan senja, menyiratkan sebuah kisah mahabbah jenar pada tuhannya Entah tertumpuk atau tertimbun hingga mengering bersamanya . Siapakah engkau wahai pemilik rasa? Sesempurna itukah? hingga pengandaianku pun takkan sanggup menjamahnya Hanya tersimpan rapih sebagai tanda bahwa kerinduan adalah ada . Kerinduan... Seperti jenar pada tuhannya, menyumur tanpa dasar Mewariskan seperempat dari setengahnya untukku Dalam wujud sempurna sesosok hamba bertuan. @secretadmier @khansadindaputri

Cinta tanpa jeda

Ayahku bukan malaikat,tapi dia laki-laki Terhebat Ayah, aku rindu ayah.. Bagaimana kabar ayah disana? Kadang,jarak membuatku merasakan rindu segalanya tentang ayah.   Aku ingat setiap kali ayah marah,seharusnya aku diam.Tidak boleh ikut marah sekalipun bukan salahku sepenuhnya mungkin ayah lelah,terlalu banyak pikiran.tapi tetap saja terkadang emosiku ikut terpancing tak mau kalah.  Ayah aku takut,jika suatu saat nanti justru marah ayah yang aku rindukan jika jarak memisahkan,maka kunikmati saja segala marah ayah dalam diam meski terkadang ingin membela diri saat dibentak ayah. Dan sejujurnya aku sedih dan tidak suka melihat ayah marah,tapi akupun tak punya kekuatan selain tak mengalah. Ayah adalah rajaku. marah ayah selalu membuatku kesal,tapi kecewanya selalu membuatku menyesal. Jauh dari ayah,membuatku mengerti saat sepi itu datang rindu pada ayah pun sangat aku rasakan,berulang-ulang Aku tahu ayah, Kasih sayangmu sama seperti mama.. hanya sa...

Senja yang membawamu pergi

Senja diatap rindu Pada pucuk dahan kumerindu, helai demi helai mulai mendasar Kian mengukir paras kesejatian, dari tetes sebuah kebahagiaan. Semampai yg kau lukiskan, beralas bingkai tentang sebuah rindu. Semakin mengawang jauh, hingga tak sampai dapat kurengkuh.  Hanya sempat menggenggam, eratkah?, terlepaspun takkan kuhiraukan. Serangkai kata pengungkap, teruntuk belaian yg menghujam. Pada atap rindu, sesosok bayangan senja, kau kah itu kekasih? Tuhanpun membisu atas lontaran tanyaku.  Lambat-laun mulai kupejamkan, mengiringi sebuah perasaan cinta. Karena senjaku berlapis murung dari penghias atapmu. Tiada mungkin, ingkaran tatap mata dekapanmu adalah mungkinkah tiada. Sampaikan pada senjaku, dari atap sebuah rindu. @ANK pic by_google dont forget to shere..

Senja

Mencintaimu sungguh berada Raut senyum menjelang senja diperaduan. Sebuah kebahagiaan terpapar jelas diantaranya. Hampir saja kudekap kau kekasih, bersama tumpuk perasaan yang tersimpan pada lubuknya. Sungguh terkagum ku padanya, seperti debur ombak yang perlahan menyapu kegalauan. Dikala perahu itu merangkak, menyisir ekosistem biota laut, mengais keyakinan bercampur tekad baja. Begitupun dengan aku, yang terduduk berteman hangat mega jingga bersanding dgn riuh kecamuk yang membenak. Hendak ingin kulempar agar sampai pada sang pemilik harapan. Kala itu berbuah buih, terombang-ambing hiruk-pikuk penantian tak berujung. Apakah perasaan ini salah?. Akupun muak ketika kaum muda dengan bangga mengejanya dengan lantang. Pucuk kemesraan mengiringimu kasih, bukan karena perasaanlah kau bertekad baja. Namun keyakinan yang mendasar hingga palung terdalamlah engkau berikrar. Bagai riuh angin yg kujumpa di penghujung hari, teramat sangat menenangkan. Terpejam dan mengucapkan sampai ...